Sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi dan misi sekolah, SD Islam Al Madani berkomitmen untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada fase Mandiri Berbagi secara menyeluruh. Pendekatan kurikulum ini menekankan fleksibilitas, diferensiasi, dan pemenuhan kebutuhan belajar setiap siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan ini, sekolah dapat menjaga kualitas pendidikan sambil tetap mengakomodasi keberagaman potensi dan karakteristik peserta didik.
1. Menunjang Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Kurikulum dan pembelajaran di SD Islam Al Madani dirancang selaras dengan:
Visi dan Misi Sekolah: Terutama dalam membentuk kultur religius, sosial etik, serta semangat belajar yang berkesinambungan. Penerapan Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi siswa untuk bertumbuh secara mandiri, berpikir kritis, dan berinovasi sesuai karakter Islami.
Tujuan Sekolah: Mewujudkan komitmen berprestasi, disiplin, berkepribadian bahagia, produktif, dan berintegritas tinggi. Sejalan dengan tujuan ini, Kurikulum Merdeka mendukung tercapainya standar KKM minimal 75 pada setiap mata pelajaran, memberikan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus (inklusi), dan mengoptimalkan potensi tenaga pendidik serta sarana prasarana modern.
2. Penerapan Kurikulum Merdeka pada Fase Mandiri Berbagi
Sekolah memilih opsi Mandiri Berbagi pada penerapan Kurikulum Merdeka. Hal ini berarti SD Islam Al Madani siap berbagi praktik baik dengan satuan pendidikan lain, namun juga tetap memiliki kemandirian dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai kondisi siswa, guru, dan lingkungan sekolah.
Penekanan Diferensiasi
Karena SD Islam Al Madani juga melayani siswa berkebutuhan khusus, pendekatan diferensiasi dirasa sangat relevan. Pembelajaran disusun sedemikian rupa agar setiap siswa, tanpa terkecuali, dapat mencapai potensi terbaiknya melalui metode yang sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhannya masing-masing.Integrasi Nilai Religius dan Sosial Etik
Materi pelajaran juga dilengkapi dengan nilai-nilai keislaman serta sosial etik, agar tercipta kultur religius dan disiplin yang selaras dengan tujuan sekolah. Pemahaman agama yang mengakar dapat memotivasi siswa untuk berprestasi serta menumbuhkan karakter berakhlak mulia.
3. Penerapan Pendekatan Deep Learning
Sekolah terus berinovasi dengan mengadopsi pendekatan Deep Learning. Melalui penerapan ini, siswa dilatih untuk:
Menganalisis permasalahan secara lebih mendalam.
Menggali konsep dan keterampilan, bukan sekadar menghafal.
Meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Deep Learning ini diharapkan dapat memupuk kemandirian dan tanggung jawab belajar, mendukung pencapaian KKM minimal 75, serta menciptakan lulusan yang mampu berdaya saing tinggi.
4. Metode Project-Based Learning (PJBL) dan Flipped Learning
Project-Based Learning (PJBL)
Konteks Dunia Nyata: Siswa mengerjakan proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga mereka lebih antusias dan mampu menghubungkan teori dengan praktik.
Kolaborasi dan Komunikasi: Mendorong siswa untuk bekerjasama dalam tim, melatih keterampilan sosial, berempati, dan bertanggung jawab.
Inovasi dan Kreativitas: Proyek-proyek memberikan ruang bagi siswa untuk berkreasi dan menemukan solusi.
Flipped Learning
Peran Orang Tua: Siswa mendapatkan materi dasar di rumah, misalnya melalui video dan bacaan, untuk kemudian didiskusikan lebih mendalam di kelas. Metode ini sekaligus meningkatkan peran orang tua sebagai pendamping utama siswa di lingkungan rumah.
Efisiensi Waktu Pembelajaran: Waktu di kelas bisa difokuskan pada diskusi, praktik, dan bimbingan personal sehingga guru dapat mengidentifikasi dan mendampingi siswa sesuai kebutuhan masing-masing.
Leveraging Digital: Penggunaan media digital seperti platform e-learning, video, dan kuis interaktif membantu siswa belajar lebih fleksibel, kapan dan di mana saja.
5. Pembelajaran Inklusif
SD Islam Al Madani secara konsisten berkomitmen menyediakan pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus. Langkah-langkahnya antara lain:
Identifikasi Awal: Mengetahui kebutuhan khusus siswa sejak pendaftaran, untuk memastikan penempatan dan dukungan yang tepat.
Pendampingan Khusus: Menyediakan guru pendamping atau tenaga ahli yang bekerja sama dengan orang tua, guru kelas, dan lingkungan sekolah.
Evaluasi Berkala: Mengukur perkembangan akademik, sosial, dan emosional siswa secara menyeluruh, lalu menyesuaikan pendekatan pembelajaran jika diperlukan.
6. Kesiapan Sarana Prasarana dan Tenaga Pendidik
Mendukung seluruh program di atas, SD Islam Al Madani terus berupaya:
Memperbarui Infrastruktur: Menyediakan ruang kelas yang ramah bagi semua siswa, perpustakaan yang lengkap, dan fasilitas pendukung belajar berbasis teknologi.
Pelatihan dan Pengembangan Guru: Guru rutin mengikuti pelatihan terkait Kurikulum Merdeka, diferensiasi pembelajaran, strategi deep learning, serta pemanfaatan digital.
Kolaborasi dengan Komunitas: Sekolah membuka kesempatan bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti lembaga psikologi pendidikan, pakar inklusi, dan dinas pendidikan, guna memperkaya wawasan dan kualitas pelayanan.
Dengan penerapan Kurikulum Merdeka yang diintegrasikan bersama metode Deep Learning, PJBL, dan Flipped Learning, SD Islam Al Madani percaya bahwa setiap siswa—termasuk yang memiliki kebutuhan khusus—mampu berkembang optimal. Pendekatan ini sejalan dengan visi, misi, dan tujuan sekolah untuk membentuk peserta didik yang unggul, berkarakter Islami, dan berdaya saing global. Semoga ikhtiar ini memberikan manfaat maksimal bagi seluruh insan pendidikan di SD Islam Al Madani.